LARANGAN PERKAWINAN
UUP No. 1 Tahun 1974 | KHI PASAL 39-44 | AL QUR’AN | AL HADITS |
Pasal 8 Perkawinan dilarang antara dua orang yang: a. Berhubungan darah dalam garis keturunan lurus kebawah ataupun keatas b. Berhubungan darah dalam garis keturunan menyamping yaitu antara saudara, antara seorang dengan saudara orang tua dan antara seorang dengan saudara neneknya c. Berhubungan semenda, yaitu: Mertua, anak tiri menantu, dan ibu/bapak tiri d. Berhubungan susuan, yaitu: orang tua susuan, anak susuan, saudara susuan, dan bibi/paman susuan e. Berhubungan Saudara dengan isteri atau sebagai bibi atau kemenakan dari isteri, dalam hal seorang suami beristeri lebih dari seorang f. Mempunyai hubungan, yang oleh agamanya atau peraturan lain yang berlaku, dilarang kawin | Pasal 39 Dilarang melangsungkan perkawinan antara seorang pria dengan seorang wanita disebabkan : 1. Karena pertalian nasab: a. Dengan seorang wanita yang melahirkan atau yang menurunkannya atau keturunanya b. Dengan seorang wanita keturunan ayah atau ibu c. Dengan seorang wanita saudara yang melahirkannya 2. Karena pertalian kerabat semenda: a. Dengan seorang wanita yang melahirkan isterinya atau bekas isterinya b. Dengan seorang wanita bekas isteri oarng yang menurunkannya c. Dengan seorang wanita keturunan isteri atau bekas isterinya, kecuali putusnya hubungan perkawinan dengan bekas isterinya itu qobla dukhul d. Dengan seorang wanita bekas isteri keturunanya 3. Karena Pertalian susuan a. Dengan wanita yang menyusuinya dan seterusnya menurut garis lurus ke atas b. Dengan seorang wanita sesusuan dan seterusnya menurut garis lurus ke bawah c. Dengan seorang wanita saudara sesusuan, dan kemenakan sesusuan ke bawah d. Dengan seorang wanita bibi sesusuan dan nenek bibi sesusuan ke atas e. Dengan anak yang disusui oleh isterinya dan keturunannya Pasal 40 Dilarang melangsungkan perkawinan antara seorang pria dengan seorang wanita karena keadaan tertentu: a. Karena wanita yang bersangkutan masih terikat satu perkawinan dengan pria lain b. Seorang wanita yang masih berada dalam masa iddah dengan pria lain c. Seorang wanita yang tidak beragama islam Pasal 41 1. Seorang pria dilarang memadu isterinya dengan seorang wanita yang mempunyai hubungan pertalian nasab atau sesuan dengan isterinya : a. Saudara kandung, seayah atau seibu atau keturunannya b. Wanita dengan bibinya atau kemenakannya 2. Larangan tersebut pada ayat (1) tetap berlaku meskipun isteri-isterinya telah ditalak raj’i, tetapi masih dalam masa iddah Pasal 42 Seorang pria dilarang melangsungkan perkawinan dengan seorang wanita apabila pria tersebut sedang mempunyai 4 (empat) orang isteri yang keempat-empatnya masih terikat tali perkawinan atau masih dalam iddah talak raj’i ataupun salah seorang diantara mereka masih terikat tali perkawinan sedang yang lainnya dalam masa iddah talak raj’i Pasal 43 1. Dilarang melangsungkan perkawinan antara seorang pria: a. Dengan seorang wanita bekas isterinya yang ditalak tiga kali b. Dengan seorang wanita bekas isterinya yang dili’an 2. Larangan tersebut pada ayat (1) huruf a. Gugur, kalau bekas isteri tadi telah kawin dengan pria lain, kemudian perkawinan tersebut putus ba’da dukhul dan telah habis mas iddahnya Pasal 44 Seorang wanita Islam dilarang melangsungkan perkawinan dengan seorang pria yang tidak beragama Islam. | Al Nisa (4): 22,23 Ÿwur (#qßsÅ3Zs? $tB yxs3tR Nà2ät!$t/#uä šÆÏiB Ïä!$|¡ÏiY9$# žwÎ) $tB ô‰s% y#n=y™ 4 ¼çm¯RÎ) tb$Ÿ2 Zpt±Ås»sù $\Fø)tBur uä!$y™ur ¸x‹Î6y™ ÇËËÈ ôMtBÌhãm öNà6ø‹n=tã öNä3çG»yg¨Bé& öNä3è?$oYt/ur öNà6è?ºuqyzr&ur öNä3çG»£Jtãur öNä3çG»n=»yzur ßN$oYt/ur ˈF{$# ßN$oYt/ur ÏM÷zW{$# ãNà6çF»yg¨Bé&ur ûÓÉL»©9$# öNä3oY÷è|Êö‘r& Nà6è?ºuqyzr&ur šÆÏiB Ïpyè»|ʧ9$# àM»yg¨Bé&ur öNä3ͬ!$|¡ÎS ãNà6ç6Í´¯»t/u‘ur ÓÉL»©9$# ’Îû Nà2Í‘qàfãm `ÏiB ãNä3ͬ!$|¡ÎpS ÓÉL»©9$# OçFù=yzyŠ £`ÎgÎ/ bÎ*sù öN©9 (#qçRqä3s? OçFù=yzyŠ ÆÎgÎ/ Ÿxsù yy$oYã_ öNà6ø‹n=tæ ã@Í´¯»n=ymur ãNà6ͬ!$oYö/r& tûïÉ‹©9$# ô`ÏB öNà6Î7»n=ô¹r& br&ur (#qãèyJôfs? šú÷üt/ Èû÷ütG÷zW{$# žwÎ) $tB ô‰s% y#n=y™ 3 žcÎ) ©!$# tb%x. #Y‘qàÿxî $VJŠÏm§‘ ÇËÌÈ 22. dan janganlah kamu kawini wanita-wanita yang telah dikawini oleh ayahmu, terkecuali pada masa yang telah lampau. Sesungguhnya perbuatan itu Amat keji dan dibenci Allah dan seburuk-buruk jalan (yang ditempuh). 23. diharamkan atas kamu (mengawini) ibu-ibumu; anak-anakmu yang perempuan[281]; saudara-saudaramu yang perempuan, saudara-saudara bapakmu yang perempuan; saudara-saudara ibumu yang perempuan; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang laki-laki; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang perempuan; ibu-ibumu yang menyusui kamu; saudara perempuan sepersusuan; ibu-ibu isterimu (mertua); anak-anak isterimu yang dalam pemeliharaanmu dari isteri yang telah kamu campuri, tetapi jika kamu belum campur dengan isterimu itu (dan sudah kamu ceraikan), Maka tidak berdosa kamu mengawininya; (dan diharamkan bagimu) isteri-isteri anak kandungmu (menantu); dan menghimpunkan (dalam perkawinan) dua perempuan yang bersaudara, kecuali yang telah terjadi pada masa lampau; Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. | 44740- أيما رجل نكح امرأة فدخل بها فلا يحل له نكاح ابنتها، فإن لم يكن دخل بها فلينكح ابنتها، وأيما رجل نكح امرأة فدخل بها أو لم يدخل بها فلا يحل نكاح أمها 44743- لا يجمع بين المرأة وعمتها، ولا بين المرأة وخالتها 44744- لا تنكح المرأة على عمتها، ولا على خالتها 44745- لا تنكح العمة على ابنة الأخ، ولا ابنة الأخت على الخالة 44746- لا تنكح المرأة على عمتها، ولا العمة على ابنة أخيها، ولا المرأة على خالتها، ولا الخالة على ابنة أختها، لا الكبرى على الصغرى، ولا الصغرى على الكبرى 44747- إذا نكح الرجل المرأة ثم طلقها قبل أن يدخل بها فإنه يتزوج ابنتها، وليس له أن يتزوج أمها 44749- لا تحل بنت الأخ ولا بنت الأخت من الرضاع - لا يفسد حلال بحرام، ومن أتى امرأة فجورا فلا عليه أن يتزوج أمها أو ابنتها، فأما نكاح فلا |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar